Selasa, 26 Februari 2008

TOLERANSI BERAGAMA

Menurut Anda, pengertian toleransi agama itu seperti apa?
Dalam ajaran Islam, toleransi antarumat beragama itu sangat diajarkan. Bahkan, kalau boleh jujur, menurut saya tidak ada ajaran yang mempunyai rasa toleransi yang tinggi seperti agama Islam. Pengertian toleransi dalam Islam adalah menghormati dan memberikan hak pada orang lain untuk mempercayai keyakinannya. Dengan demikian, Islam tidak pernah Vmengajarkan umatnya untuk memaksakan agama Islam kepada pemeluk agama lain.

Apa yang harus dilakukan pada teman kita yang merayakan Natal?
Kita memang harus menghargai keyakinan umat di luar agama Islam. Namun, menghargai keyakinan umat lain bukan berarti ikut meyakini keyakinan itu. Toleransi, bukan berarti kita harus ikut meyakini keyakinan umat lain.

Bagaimana hukumnya mengucapkan selamat Natal?
Mengucapkan selamat Natal, sudah berada di luar toleransi lagi. Pasalnya, kita juga harus tahu konteks peringatan hari Natal itu apa. Bagi umat Nasrani, perayaan Natal diartikan sebagai sebuah kemenangan. Mereka menganggap hari tersebut sebagai hari keselamatan. Kalau kita mengucapkan selamat, berarti kita sudah mengakui keyakinan mereka dan hal itu tidak dibenarkan.

Kalau ada pihak yang khawatir akan terjadi perpecahan di masyarakat bagaimana?
Menurut saya, kekhawatiran itu terlalu mengada-ada. Perpecahan di masyarakat, tidak akan terjadi hanya karena umat Islam tidak mengucapkan selamat Natal pada umat Nasrani. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan yang paling penting justru adanya saling pengertian antarumat beragama. Yaitu, cukup dengan cara tidak saling mengganggu ibadah antara umat yang satu dengan yang lain.
Jadi apa yang harus dilakukan kalau saudara kita merayakan Natal?
Kalau dalam keluarga ada tradisi saling mengunjungi. Kita boleh datang, tanpa mengucapkan selamat Natal ataupun ucapan lain yang berhubungan dengan masalah keyakinan. Saya yakin, saudara kita pasti sudah senang dan menghargai kedatangan kita tanpa harus mengucapkan kata apapun.
'Tak Ada yang Tahu Pasti Kelahiran Yesus'
Albertus TattyPendeta Gereja Kristen Indonesia (GKI) Bandung

Bagaimana sejarah Natal sehingga ditetakan tanggal 25 Desember?
Natal diperingati pada tanggal 25 Desember berdasarkan kesepakatan semua gereja di dunia. Tanggal 25 tersebut, ditetapkan sesuai dengan tanggal kelahiran Dewa Rei (Dewa Matahari) di Mesir. Sebelum diperingati tanggal 25 Desember, hari Natal juga pernah diperingati pada tanggal 8 Januari. Namun, peringatan pada tanggal 8 Januari, itu hanya diperingati pada zaman gereja awal (zaman dahulu).

Berarti benar tanggal 25 Desember itu hari kelahiran Dewa Matahari?
Ya, memang benar. Karena kita tidak memiliki dan mengetahui hari kelahiran Yesus secara pasti. Bahkan, ada kemungkinan Yesus lahir pada bulan Maret, tapi tidak ada satu pun yang tahu pasti kapan kelahiran itu.Mengapa peringatan Natal mengacu pada hari kelahiran Dewa Matahari?Karena, orang Kristen paling banyak terdapat di Mesir. Bahkan, Mesir pernah menjadi pusat Umat Kristen. Di Mesir, bukan hanya ada Umat Islam saja. Karena sebagai pusat pemeluk agama Kristen, maka hari kelahiran Dewa Matahari pun, disepakati menjadi hari Natal. Namun, kami tidak terlalu mempedulikan kapan waktu untuk merayakan Natal.Yang terpenting adalah makna dari Natal itu sendiri. Bisa saya contohkan seperti bahasa Indonesia, menjadi bahasa nasioanl atas konvensi bersama. Karena bangsa kita bangsa Melayu. Meskipun, pada umumnya, suku terbanyak yang ada di Indonesia adalah suku Jawa.
Apa makna toleransi beragama bagi Anda?
Toleransi umat beragama adalah menghargai dan menghormati sesama agama. Selain itu, setiap umat beragama harus proaktif saling tolong menolong agar persatuan bangsa Indonesia bisa maju.Bagaimana kalau ada yang menganggap ucapan selamat Natal sudah masuk wilayah akidah?Kalau saya terserah saja. Yang jelas selama ini saya aktif berhubungan antar umat beragama dan tidak ada masalah. Ucapan selamat itu ada, menurut saya hanya sebagai bentuk penghormatan saja. Namun saya pikir tidak akan mempengaruhi akidah siapa pun.
Catatan :
KH Athian Ali M Da'iKetua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI), Kamis, 23 Desember 2004Al-Fikrah (Buletin Dakwah), 20 zdulqaidah 1428 H

Tidak ada komentar: